Sunday, October 20, 2019

A. Artikel tentang materi bangun datar (persegi dan belah ketupat)


1. Persegi Panjang : Segi empat yang mempunyai 4 buah sisi, sisi-sisinya yang berhadapan sama panjang,
                               sejajar, dan tegak lurus.
Sifat-Sifatnya :
- Menenpati bingkainya dengan 4 cara (memiliki 4 simetri putar)
- Sisi yang berhadapan, sejajar sama besar.
- Diagonal-diagonalnya membagi 2 sama panjang.
- Memiliki 4 buah sudut yang sama besar.
- Memiliki 2 buah sumbu simetri dan 2 simetri putar.

2. Persegi : Segi empat yang dibatasi oleh 4 buah sisi yang sama panjang.
Sifat-Sifatnya :
- Sudut-sudutnya siku-siku.
- Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
- Perpotongan diagonal membentuk sudut siku-siku.
- Memiliki 4 sumbu simetri.
- Diagonal-diagonalnya berpotongan dan membagi 2 sama panjang.

3. Jajar Genjang : Segi empat yang mempunyai sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar. Sifat-
Sifatnya :
- Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
- Besar sudut-sudut yang berhadapan adalah sama.
- Besar sudut-sudut yang berdekatan jumlahnya = 180°.
- Kedua diagonal saling membagi dua sama panjang.
- Tidak mempunyai sumbu simetri
- Memiliki 2 simetri putar.

4. Belah Ketupat : Segi empat yang dibentuk dari dua segitiga sama kaki dan diagonal-diagonalnya saling
                             tegak lurus.
belah-ketupat-new1-583ab556757a611c12285bf6.jpg
Sifat-Sifatnya :
- Semua sisi sama panjang.
- Kedua diagonalnya merupakan sumbu simetri.
- Kedua diagonalnya saling membagi 2 sama panjang dan saling berpotongan tegak lurus.
- Mempunyai 2 sumbu simetri.
- Dapat menempati bingkainya dengan 4 cara (memiliki 4 simetri putar).

5. Layang-Layang : Segi empat yang dibentuk oleh 2 segitiga sama kaki yang alasnya sama panjang dan
                              berimpit.
Sifat-Sifatnya :
- Mempunyai 2 pasang sisi sama panjang.
- Mempunyai 2 garis diagonal yang berpotongan tegak lurus.
- Mempunyai 1 sumbu simetri.
- Mempunyai 2 simetri putar.

6. Trapesium : Segi empat yang memiliki sepasang sisi berhadapan sejajar.
Sifat-Sifatnya :
- Jumlah sudut yang berdekatan di antara 2 sisi sejajar adalah 180°.
- Sudut-sudutnya sama besar.
- Diagonal-diagonalnya sama panjang.
- Kaki-kakinya sama panjang.

7. Segitiga : Bangun datar yang di batasi oleh 3 garis lurus dan membentuk 3 sudut.
Jenis-Jenis Segitiga :
a. Ditinjau dari panjang sisinya :
- Segitiga sama kaki
- Segitiga sama sisi
- Segitiga sembarang

b. Ditinjau dari besar sudutnya :
- Segitiga lancip - Segitiga tumpul
- Segitiga siku-siku

8. Lingkaran : Bangun datar yang memiliki diameter dan jari-jari, memiliki simetri putar dan sumbu simetri tak hingga.


Wednesday, October 16, 2019

B. GAMBAR DANGUN DATAR PERSEGI DAN BELAH KETUPAT

Gambar bangun datar persegi dan belah ketupat













VIDEO PEMBELAJARAN B INDONESIA SD Kelas IV (Tematik Tema 4, Subtema 1, Pembelajaran 5)

PEMBELAJARAN TEMATIK

PEMBELAJARAN TEMATIK
3. Buatlah posting baru di blog Anda tentang suatu materi pembelajaran tematik SD. 
a. Tentukan judul tulisan.
b. Tuliskan tujuan pembelajaran materi tersebut. 
c. Gunakan gambar dan/atau video dalam posting Anda. Sertakan bahan bacaan atau bahan presentasi bagi
    siswa. 
Jawaban: 
Pembelajaran Tematik 
A. Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983). Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya: 
1.  Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, 
2. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar
    matapelajaran dalam tema yang sama; 
3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; 
4. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan
    pengalaman pribadi siswa; 
5. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema
    yang jelas; 
6. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan
    suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain; 
7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan
    sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan
  remedial, pemantapan, atau pengayaan. 

B. Landasan Pembelajaran Tematik 
Landasan Pembelajaran tematik mencakup: 
1. Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: 
(a) progresivisme, 
(b) konstruktivisme, 
(c) humanisme.
Aliran progresivisme yang memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa. · Aliran konstruktivisme yang melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. · 
Aliran humanisme yang melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya. 

2. Landasan psikologis. 
Dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya. 

3. Landasan yuridis. 
Dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b). C. Arti Penting Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik). 

Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain: 
(1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia
     sekolah dasar; 
(2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan
    kebutuhan siswa; 
(3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan
     lebih lama; 
(4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 
(5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui
     siswa dalam lingkungannya. 
(6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap
    terhadap gagasan orang lain. 

Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu: (1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi
      penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan, 
(2) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan
      sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir, 
(3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang
     tidak terpecah-pecah. 
(4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan
   meningkat, 

D. Karakteristik Pembelajaran Tematik 
Sebagai suatu model pembelajaran, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: 
1. Berpusat pada siswa. Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar. 

2. Memberikan pengalaman langsung, Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. 

3. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas. Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. 

4. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran. Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 

5. Bersifat fleksibel. Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada. 

6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya. 

7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan 


E. Implikasi Pembelajaran Tematik 
Dalam implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar mempunyai berbagai implikasi yang mencakup: 1. Implikasi bagi guru, Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan
   kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan
   mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh. 

2. Implikasi bagi siswa: 
(a) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya; dimungkinkan untuk
     bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal, 
(b) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan
    diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah. 

3. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media: 
(a) Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun
     kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan
     otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar. 
(b) Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didesain secara khusus
     untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di
     lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization). 
(c) Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga
     akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.
(d) Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada
    saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen
    khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi. 

4. Implikasi terhadap Pengaturan ruangan. 
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi: ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan, susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung, peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet, kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas, dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar, alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.

5. Implikasi terhadap Pemilihan metode. Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap. Tujuan Pembelajaran Materi diantaranya : 
1.   Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, 
2.  Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata
     pelajaran dalam tema yang sama; 
3.  Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; 
4. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan
    pengalaman pribadi siswa; 
5. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema
    yang jelas; 
6. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan
    suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain; 
7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan
    sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan
    remedial, pemantapan, atau pengayaan. 


 C. Gambar/ video pembelajaran tematik Description: E:\1. PKB\k13.jpgDescription: E:\1. PKB\22127141_1319694441508166_151849179_n.jpg Description: E:\1. PKB\22119235_1319694424841501_300941551_n.jpgDescription: E:\1. PKB\22127561_1319694388174838_53603320_n.jpg Description: E:\1. PKB\22155291_1319694404841503_128090018_n.jpgDescription: E:\1. PKB\22155339_1319694444841499_517833220_n.jpg

LK 03. PEMANFAATAN TUK UNTUK PENGEMBANGAN DIRI

LK 03. Pemanfaatan TIK untuk Pengembangan Diri ( Hal.187 ) Setelah Anda selesai mempelajari dan mempraktekkan pada uraian materi di atas, silahkan kerjakan latihan berikut secara mandiri. Jika ada hal yang belum jelas, baca kembali uraian yang ada!

1. Carilah dengan menggunakan mesin pencari Google,
    a. Artikel tentang materi bangun datar (persegi dan belahketupat).
    b. Gambar yang berhubungan dengan persegi dan belahketupat.
    c. Buku yang berkaitan dengan persegi dan belahketupat.
    d. Hasil penelitian tentang pembelajaran yang berkaitan dengan persegi dan belahketupat.
    e. Bahan presentasi untuk membelajarkan persegi dan belahketupat.

2. Buatlah sebuah blog pribadi baru khusus untuk media pembelajaran bagi siswa. Anda dapat menggunakan
    blogspot atau wordpress.

3. Buatlah posting baru di blog Anda tentang suatu materi pembelajaran tematik SD.
   a. Tentukan judul tulisan.
   b. Tuliskan tujuan pembelajaran materi tersebut.
   c. Gunakan gambar dan/atau video dalam posting Anda. Sertakan bahan bacaan atau bahan presentasi
       bagi siswa. Jawaban:

1. Carilah dengan menggunakan mesin pencari Google,
a. Artikel tentang materi bangun datar (persegi dan belahketupat).

1. Persegi Panjang : Segi empat yang mempunyai 4 buah sisi, sisi-sisinya yang berhadapan sama panjang,
                               sejajar, dan tegak lurus.
Sifat-Sifatnya :
- Menenpati bingkainya dengan 4 cara (memiliki 4 simetri putar)
- Sisi yang berhadapan, sejajar sama besar.
- Diagonal-diagonalnya membagi 2 sama panjang.
- Memiliki 4 buah sudut yang sama besar.
- Memiliki 2 buah sumbu simetri dan 2 simetri putar.

2. Persegi : Segi empat yang dibatasi oleh 4 buah sisi yang sama panjang.
Sifat-Sifatnya :
- Sudut-sudutnya siku-siku.
- Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
- Perpotongan diagonal membentuk sudut siku-siku.
- Memiliki 4 sumbu simetri.
- Diagonal-diagonalnya berpotongan dan membagi 2 sama panjang.

3. Jajar Genjang : Segi empat yang mempunyai sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar. Sifat-
Sifatnya :
- Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
- Besar sudut-sudut yang berhadapan adalah sama.
- Besar sudut-sudut yang berdekatan jumlahnya = 180°.
- Kedua diagonal saling membagi dua sama panjang.
- Tidak mempunyai sumbu simetri
- Memiliki 2 simetri putar.

4. Belah Ketupat : Segi empat yang dibentuk dari dua segitiga sama kaki dan diagonal-diagonalnya saling
                             tegak lurus.
Sifat-Sifatnya :
- Semua sisi sama panjang.
- Kedua diagonalnya merupakan sumbu simetri.
- Kedua diagonalnya saling membagi 2 sama panjang dan saling berpotongan tegak lurus.
- Mempunyai 2 sumbu simetri.
- Dapat menempati bingkainya dengan 4 cara (memiliki 4 simetri putar).

5. Layang-Layang : Segi empat yang dibentuk oleh 2 segitiga sama kaki yang alasnya sama panjang dan
                              berimpit.
Sifat-Sifatnya :
- Mempunyai 2 pasang sisi sama panjang.
- Mempunyai 2 garis diagonal yang berpotongan tegak lurus.
- Mempunyai 1 sumbu simetri.
- Mempunyai 2 simetri putar.

6. Trapesium : Segi empat yang memiliki sepasang sisi berhadapan sejajar.
Sifat-Sifatnya :
- Jumlah sudut yang berdekatan di antara 2 sisi sejajar adalah 180°.
- Sudut-sudutnya sama besar.
- Diagonal-diagonalnya sama panjang.
- Kaki-kakinya sama panjang.

7. Segitiga : Bangun datar yang di batasi oleh 3 garis lurus dan membentuk 3 sudut.
Jenis-Jenis Segitiga :
a. Ditinjau dari panjang sisinya :
- Segitiga sama kaki
- Segitiga sama sisi
- Segitiga sembarang

b. Ditinjau dari besar sudutnya :
- Segitiga lancip - Segitiga tumpul
- Segitiga siku-siku

8. Lingkaran : Bangun datar yang memiliki diameter dan jari-jari, memiliki simetri putar dan sumbu simetri tak hingga.

b. Gambar yang berhubungan dengan persegi dan belah ketupat

\ Description: belah-ketupat-new1-583ab556757a611c12285bf6.jpg belah-ketupat-new1-583ab556757a611c12285bf6.jpg Gambar bangun datar Description: E:\1. PKB\bidang-datar-583ab5496323bd0707bae36b.jpg

c. Buku yang berkaitan dengan persegi dan belah ketupat
Macam bangun datar.
Jenis bangun datar bermacam-macam, antara lain persegi, persegi panjang, segitiga, jajar genjang, trapesium, layang-layang, belah ketupat, dan lingkaran. 

Nama-nama Bangun Datar 
Persegi Panjang, yaitu bangun datar yang mempunyai sisi berhadapan yang sama panjang, dan memiliki empat buah titik sudut siku-siku. 
Persegi, yaitu persegi panjang yang semua sisinya sama panjang. 
Segitiga, yaitu bangun datar yang terbentuk oleh tiga buah titik yang tidak segaris.. macam macamnya: segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga siku-siku, segitiga sembarang. 
Jajar Genjang, yaitu segi empat yang sisinya sepasang-sepasang sama panjang dan sejajar. 
Trapesium, yaitu segi empat yang memiliki tepat sepasang sisi yang sejajar. 
Layang-layang, yaitu segi empat yang salah satu diagonalnya memotong tegak lurus sumbu diagonal lainnya. Belah Ketupat, yaitu segi empat yang semua sisinya sama panjang dan kedua diagonalnya saling berpotongan tegak lurus. 
Lingkaran, yaitu bangun datar yang terbentuk dari himpunan semua titik persekitaran yang mengelilingi suatu titik asal dengan jarak yang sama. jarak tersebut biasanya dinamakan r, atau radius, atau jari-jari. 

d. Hasil penelitian tentang pembelajaran yang berkaitan dengan persegi dan belah ketupat 
Hasil Penelitian Untuk mendapatkan hasil yang diperoleh dari evaluasi/ulangan pada setiap akhir pembelajaran pada materi bangun datar(persegi dan belah ketupat) yang dilakukan, agar nilai hasil belajar yang selanjutnya yang akan di lakukan mendapat nilai atau hasil sesuai yang diharapkan sebaiknya melakukan beberapa hal berikut ini: 
1. Menelaah kegiatan belajar mengajar dengan Menggunakan Alat peraga persegi dan belah ketupat. 
2. Menginformasikan dan menjelaskan kembali tentang cara mencari luas bangun datar belah ketupat dan
    persegi dengan menggunakan alat peraga. 
3. Mengulangi kembali penjelasan tentang menemukan rumus luas bangun datar dengan menggunakan model
    persegi panjang dan belah ketupat.
4. Membagi kelompok belajar yang masing-masing terdiri dari lima orang siswa. 
5. Memberikan contoh penyelesaian soal-soal luas bangun datar persegi dan belah ketupat dengan
    menggunakan alat peraga. 
6. Memberikan soal-soal latihan dan membenkan bimbingan pada siswa dalam mengerjakan latihan 
7. Membimbing-siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal secara kelompok/individu. 
8. Meminta siswa untuk mengumpulkan tugas 
9. Memberikan tugas individu dalam bentuk pekerjaan rumah (PR) 

f. Bahan presentasi untuk membelajarkan persegi dan belahketupat. 
1. Latar Belakang 
Jenis bangun datar bermacam-macam, antara lain persegi, persegi panjang, segitiga, jajar genjang, trapesium, layang-layang, belah ketupat, dan lingkaran. untuk kali ini yang akan kita bahas hanya persegi dan belah ketupat saja. Bahwa bangun persegi dan belah ketupat sama-sama mempunyai sisi, sudut yang sama, sehingga peserta didik akan memahami apa yang dia alami didalam kenyataan sehari-hari bahwa sapu tangan, taplak meja dipahami sebagai media bangun datar persegi dan belah ketupat. 
1. Persegi Persegi adalah bangun datar yang dibatasi 4 sisi yang sama panjang. Mempunyai 4 titik sudut, mempunyai 4 sudut siku-siku 90⁰, mempunyai 2 diagonal yang sama panjang, mempunyai 4 simetri lipat, mempunyai 4 simetri putar. rumus keliling persegi : 4 x sisi rumus luas persegi : sisi x sisi Belah Ketupat Belah ketupat merupakan bangun geometri yang dibatasi 4 sisi sama panjang. Mempunyai 4 titik sudut, sudut yang berhadapan besarnya sama, sisinya tidak tegak lurus, mempunyai 2 diagonal yang berbeda panjangnya, mempunyai 2 simetri lipat, mempunyai 2 simeteri putar. rumus keliling belah ketupat : 4 x sisi rumus luas belah ketupat : ½ x diagonal 1 x diagonal 
2. Belah Ketupat : Semua sisi belah ketupat itu sama panjang. Kedua diagonalnya saling berpotongan tegak lurus dan membagi dua sama panjang. Jumlah semua sudutnya 360 derajat. Sisinya ada 4 dan begitu pula sudutnya Persegi : Semua sisinya sama panjang. Kedua diagonalnya saling berpotongan dan membagi dua sama panjang dan saling tegak lurus. Jumlah semua sudutnya 360 derajat. Sisinya ada 4 dan sudutnya juga ada 4. Jadi, dapat kita simpulkan kalau persegi itu adalah belah ketupat juga. Tapi, belah ketupat belum tentu persegi.

PEMBELAJARAN TEMATIK
3. Buatlah posting baru di blog Anda tentang suatu materi pembelajaran tematik SD. 
a. Tentukan judul tulisan.
b. Tuliskan tujuan pembelajaran materi tersebut. 
c. Gunakan gambar dan/atau video dalam posting Anda. Sertakan bahan bacaan atau bahan presentasi bagi
    siswa. 
Jawaban: 
Pembelajaran Tematik 
A. Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983). Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya: 
1.  Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, 
2. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar
    matapelajaran dalam tema yang sama; 
3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; 
4. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan
    pengalaman pribadi siswa; 
5. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema
    yang jelas; 
6. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan
    suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain; 
7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan
    sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan
  remedial, pemantapan, atau pengayaan. 

B. Landasan Pembelajaran Tematik 
Landasan Pembelajaran tematik mencakup: 
1. Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: 
(a) progresivisme, 
(b) konstruktivisme, 
(c) humanisme.
Aliran progresivisme yang memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa. · Aliran konstruktivisme yang melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. · 
Aliran humanisme yang melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya. 

2. Landasan psikologis. 
Dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya. 

3. Landasan yuridis. 
Dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b). C. Arti Penting Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik). 

Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain: 
(1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia
     sekolah dasar; 
(2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan
    kebutuhan siswa; 
(3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan
     lebih lama; 
(4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 
(5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui
     siswa dalam lingkungannya. 
(6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap
    terhadap gagasan orang lain. 

Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu: (1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi
      penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan, 
(2) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan
      sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir, 
(3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang
     tidak terpecah-pecah. 
(4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan
   meningkat, 

D. Karakteristik Pembelajaran Tematik 
Sebagai suatu model pembelajaran, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: 
1. Berpusat pada siswa. Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar. 

2. Memberikan pengalaman langsung, Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. 

3. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas. Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. 

4. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran. Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 

5. Bersifat fleksibel. Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada. 

6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya. 

7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan 


E. Implikasi Pembelajaran Tematik 
Dalam implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar mempunyai berbagai implikasi yang mencakup: 1. Implikasi bagi guru, Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan
   kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan
   mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh. 

2. Implikasi bagi siswa: 
(a) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya; dimungkinkan untuk
     bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal, 
(b) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan
    diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah. 

3. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media: 
(a) Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun
     kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan
     otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar. 
(b) Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didesain secara khusus
     untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di
     lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization). 
(c) Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga
     akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.
(d) Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada
    saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen
    khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi. 

4. Implikasi terhadap Pengaturan ruangan. 
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi: ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan, susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung, peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet, kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas, dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar, alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.

5. Implikasi terhadap Pemilihan metode. Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap. Tujuan Pembelajaran Materi diantaranya : 
1.   Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, 
2.  Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata
     pelajaran dalam tema yang sama; 
3.  Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; 
4. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan
    pengalaman pribadi siswa; 
5. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema
    yang jelas; 
6. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan
    suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain; 
7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan
    sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan
    remedial, pemantapan, atau pengayaan.